font-family: 'Pacifico', cursive;

Jumat, 19 September 2014

PUISIKU



Hidup Kedua

Akhirnya aku dapat merasakan kembali rasa ini
Rasa yang dulu sempat pamit dan membuatku tak menoleh kembali
Membiarkanku tersungkur kedalam lumpur abadi
Jatuh, bahkan membuatku tak ingat lagi

Akhirnya aku dapat merasakannya kembali
Meski lelah telah bercampur getir
Meski susah telah menjelma menjadi tabir
Dan rapuh telah membangunkan dia yang mustahil 

Akhirnya aku dapat merasakan ini lagi
Dalam hening angin berhembus
Merasuk ke dalam jiwa yang telah mati
Menyatu ke dalam raga yang telah terkoyak

Akhirnya aku telah mendapat perubahan yang berarti
Menjadikan lembah kegelapan menjadi pijaran gunung
Menjadikan kubangan keputusasaan menjadi lautan kebangkitan
Aku kini telah sadar dalam nyataku di balik semu



 Nuraini Fatin

Senin, 24 Maret 2014

PUISI



SISI 2 RASA

Sesak tubuh menghirup kebencian
Meluapkan angin rasa dendam
Lebam akan kenistaan
Lelah tertumpuk kemunafikan

Diamku bukan sesalku
Sikapku rusuh atas kesalah tingkahan
Tersandung akan kelemahan batinku
Tersirat dalam keresahan

Terlihat setitik harapan semu
Berpaling menghadap nyata
Terbias realitas dalam dentuman
Membuka sebuah ketabiran

Kiniku rangkai senyumku
Membangun tembok ketegaran
Membentuk asa dalam rasa
Rasa hidupku… Rasa dayaku…

                                                                                                                  13 Maret 2014/17:15
                                                                                                                              Nuraini Fatin

PUISI



BINGKAI JASA DALAM ASA 

Awal yang takkan menjadi akhir
Meluruh menjadi sebuah bakti
Membingkai dalam sebuah makna
Hingga takpernah luput untuk mengukir arti

Cintamu terbalut ilmu
Amarahmu tercermin harapan
Kasihmu bertebar perngorbanan
Lelahmu terbiaskan keikhlasan

Kapur yang telah memudar
Goresan tinta yang tak henti berbinar
Kertas yang kini tak putih lagi
Baju lusuh menjadi identitas diri

Setitik ucap menetes dalam laut tak terbatas
Seberkas gerak merebah dalam  anugerah
Langkah menuju ujung nafas
Bersambut gerbang generasi nan indah

Meski sering terjatuh dalam terjal
Perahu kertas membawa mencapai ketepian
Mimpi kini telah sampai
Mencapai batas yang selalu kau dambakan



                                                                                                                   Nuraini Fatin


Senin, 03 Maret 2014

This is my story

This is my story

February 16, 2014 at 9:05am
Kala matahari menunjukkan sinarnya menerangi dunia .. Begitu pula bulan yang menerangi malam..Waktu yang terus berlau..Tak ada kisah yang mampu menggentarkan hati, atau mungkin memang belum saat nya kisah itu terkuak saat ini..Setiap ku mencoba, setiap ku membuka banyak dari mereka yang membuat ku kecewa karena bukanlah mereka yang ku pinta..ataukah memang dia .. dia yang ku tunggu masih terjaga, dan memang belum saat nya tuk bersama..Ntahlah aku pun tak tahu dimana dia berada dan kapan kita kan berjumpa ..Tapi yang pasti aku disini masih tegak berdiri, terus memperbaiki diri menjadi yang terbaik, menjadi seseorang yang dapat membanggakan dirinya ketika kita bersama.. Namun yang pasti aku takkan pernah menyerah untuk selalu tetap menjaga hati ini hanya untuk dia , dia yang akan menjadi pelabuhan cinta terakhir ku..Dimanapun kau berada..Tetap jaga iman mu kokohkan kekuatan muPertahankan semangat muUntuk selalu mencari ridho Nya dan Pantaskan dirimu untuk dirikuKarena disini aku akan terus berusaha memantaskan diriku untuk dapat menjadi orang yang dapat kau banggakan dan menjadi orang yang selalu kau inginkan.. DisiniSampai detik iniKu masih menunggu mu dan selalu mendo'akanmu dari jauhmeski ku tak tahu siapa dirimu..dan kapan kau akan hadir dalam kehidupan ku.. Wahai jodoh ku.. ku selalu merindukan mu.. :)Ini cerita ku dan penantian ku.. Bagaimana cerita kalian :)


                                                                                                                By: Nur Aliah Suryani

About one of my stories

About one of my stories 

February 15, 2014 at 8:14pm

 Saat itu . . . . Aku heran, mengapa hal itu terjadi kembali? Bahkan, hal itu terjadi berkali-kali. Yah, laki-laki itu selalu berada di beberapa tempat dimana aku berada disana pula. Namun, setiap aku bertemu dan meliahatnya, dia selalu tak melihatku, memperhatikan pun tidak. Sebenarnya aku tahu siapa laki-laki itu, tapi entah dia mengetahuiku juga atau tidak, yang pasti aku pertama kali melihatnya saat berada di bangku SMA.

 Apakah itu hanya sebuah kebetulan? Kebetulan yang terjadi berkali-kali? Entahlah, tapi yang pasti pertanyaan yang selalu bersemayam ini tak pernah kunjung terjawab. Bahkan waktu pun tetap memutuskan untuk bungkam dalam hal ini, mungkinkah aku harus melupakannya? Mungkinkah kejadian ini bukanlah hal yang penting untukku pedulikan? Hanya sabar yang saat ini membantuku.





#Ini Kisahku. Apa Kisahmu?

                                                                                                                      Nuraini Fatin

Selasa, 18 Februari 2014

PUISI



BUKAN SEBATAS KATA
Gelap kabut menerawang dalam fajar
Ada setitik bias dalam kilauan sinar
Kadang… Aku lupa untuk tersadar
Masih banyak jerit hidup meski hanya dalam tembikar

Pramuka?
Hanya sebatas kata kah?
Atau mungkin.. mataku masih terpejam
Ini saatnya aku tersadar

Pramuka..
Karenanya lah aku merasakan nyawa dalam pijakan tanah
Tanah ku tercinta Indonesia
Karenanya lah aku dapat merebahkan jari-jariku
Dalam belaian bendera merah putihku.. Mengizinkannya untuk bekibar

Karenanya lah kini kudapat bercengkrama dengan alam
Merasuk kedalam paru-paru kehidupan
Mencabik-cabik kobaran lembah kepalsuan
Bahkan menyadarkan tabir bisu yang enggan berkepanjangan

Kemana kait pencarianmu kawan?
Dimana jaring kebaktianmu?
Bangkitlah para kesatria dalam genggaman pertiwi
Rampas segala realita dalam rendaman ilusi

Percayalah..
Ini bukan sebatas kata
Ini bukan hanya sekedar nama
Tapi ini nyata.. Menghuni cita merasuk dalam sebuah asa

Nuraini fatin